Penetapan 1 Ramadhan 1433 H

Kembali kita dihadapkan pada dua sisi yang mungkin akan berbeda terkait penetapan 1 Ramadhan 1433H. Perbedaan itu karena masing-masing pihak berangkat dengan ijtihad dan dalil masing-masing. Di antaranya ada yang mendasarkan pada melihat wujudul hilal untuk menetapkan 1 Ramadan, ada pula dengan metode rukyatul hilal bil fi’li, yaitu melihat hilal dengan mata telanjang atau dengan alat bantu optik.

Ketua Pimpinan Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama, Khofifah Indar Parawansa meminta kepada umat Islam supaya saling memahami dalam hal perbedaan penentuan awal puasa. Khofifah menyadari adanya perbedaan pendekatan 1 Ramadhan antara golongan yang satu dengan lainnya. “Karena pendekatannya berbeda, itu kemungkinannya penetapan berbedanya tinggi. Satu merukyat melihat, satunya wujud ada,” kata Khofifah kepada VIVAnews.

Sehubungan dengan hal tersebut, tentu saja saya menerima perbedaan pendapat dan pandangan, namun demikian tetap dengan azas saling menghormati terhadap pemahaman masing-masing dan tidak menuduhnya sebagai suatu kesesatan atau penyesatan dan mengangggap pendapatnya sebagai yang paling benar.

Para Imam Mazhab saja hampir dalam setiap bab pembahasan kitabnya selalu menyandarkan kebenarannya hanya pada Allah semata, dengan kalimat Wallahualam bissawab.

Yuk, kita sucikan hati, teguhkan hati, jangan kotori dengan kedengkian ataupun fitnah.

Leave a comment